This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Minggu, 24 Juni 2012
MEMBANGUN JIWA INTERPRENEURSHIP: Peluang menuju sukses
01.04
pujiparcel.blogspot.com
No comments
Salah satu masalah mendasar yanghingga kini menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah masalahpembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi seyogianya akan memberikan kesempatantimbulnya pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Namun demikian problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah kompleksnya masalah
pembangunan ekonomi dengan implikasi munculnya kesenjangan ekonomi diberbagai
sektor. Hal ini disebabkan karena pembangunan tidak semuanya mampu menyerap
potensi ekonomi masyarakat. Termasuk angkatan kerja sebagai kontributor bagi
percepatan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi
yang tidak dibarengi dengan terbukanya kesempatan tenaga kerja secara merata
tersebut timbul karena jumlah angka produktif penduduk Indonesia tidak
berbanding lurus dengan besarnya jumlah peluang usaha dan investasi di Indonesia.
Ditambah lagi banyaknya peluang dan kesempatan investasi tersebut tidak banyak
didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang kualified.Akibatnya timbul kesenjangan antara kebutuhan lapangan pekerjaan dengan kesempatan yang diberikan oleh pelaku usaha kepada angkatan kerja, yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan banyaknya pengangguran.
Masalah pengangguran memang masalah
atau tema yang senantiasa selalu di gagas oleh setiap pelaku ekonomi, baik
pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat. Sekarang saja angka pengangguran sudah
mencapai 20 juta orang lebih. Belum ditambah setiap tahunnya angka pengangguran
meningkat rata-rata dua juta per tahun. Angka pengangguran yang memang
fantastis tersebut disumbang besar oleh tingginya jumlah setiap sekolah dan
perguruan tinggi menelurkan lulusannya. Berbagai solusi dan kebijakan
senantiasa diambil oleh pemerintah dan pelaku ekonomi untuk menekan laju angka
pengangguran tersebut. Namun tetap saja angka pengangguran tetap tinggi dan
akhirnya selalu menjadi Pekerjaan rumah bagi bangsa ini.
Salah satu upaya yang dilakukan
banyak pihak termasuk pemerintah, dunia usaha dan lembaga pendidikan adalah
dengan merubah paradigma pola atau budaya berfikir masyarakat dari berorientasi
mencari pekerjaan menjadi menciptakan peluang pekerjaan. Paradigma ini penting
dibangun dan dikembangkan untuk menciptakan fokus dari upaya pemecahan krisis
masalah ketenagakerjaan dan pengangguran sekaligus mengembangkan potensi
kemampuan sumber daya manusia yang mandiri dan berpijak diatas kemampuan
sendiri dalam ikut serta memberikan sumbangsih bagi tingkat pertumbuhan ekonomi
dan kualitas pembangunan suatu bangsa. Salah satu cara yang ditempuh itu adalah
dengan mensosialisasikan peran penting menumbuhkan semangat kewirausahaan bagi
masyarakat. Khusus bagi lembaga pendidikan, bukan cuma menumbuhkan semangat,
tapi membangun konsep berfikir dan mendorong secara praktis kemampuan
interpreneurship lulusannya agar dapat sukses menempuh cita-cita dan tujuan
hidupnya.
Membangun Jiwa Interpreneurship
Berbagai referensi dan literatur
diangkat oleh beberapa orang praktisi dan para ahli untuk memberikan pemahaman
tentang kewirausahaan. Salah satu referensi bagaimana membangun jiwa
kewirausahaan (interpreneurship)
dikemukakan oleh Dr.Suryana Ms.i - melalui bukunya yang berjudul
“kewirausahaan, pedoman praktis, kiat dan proses menuju sukses”. Beliau
mengembangkan suatu konsepsi tentang kewirausahaan begitu detail, sistematis
dan aplikatif untuk dapat diterapkan sebagai suatu bekal kompetensi bagi mereka
yang membacanya. Di dalam buku tersebut diuraikan bahwa memahami kewirausahaan
maka seseorang harus memahami terlebih dahulu bagaimana muatan konsep
kewirausahaan tersebut secara praktis dan menerapkannya secara teknis
terlebih-lebih beliau menekankan bahwa membangun jiwa kewirausahaan haruslah
dimulai dengan kemauan kreatif dan inovatif seseorang untuk mencapai suatu
tujuan dalam hidupnya. Menurut Dr.Suyana, Msi, kewirausahaan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (creatif
new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang. Banyak orang yang berhasil dan sukses karena memiliki
kemampuan berfikir kreatif dan inovatif. Hal tersebut penting untuk dipahami
mengingat selama ini dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang
menafsirkan dan memandang bahwa kewirausahaan identik dengan apa yang dimiliki dan dilakukan oleh “usahawan” atau
“wiraswasta”. Padahal jiwa kewirausahaan (interpreneurship)
tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang
yang berfikir kreatif dan bertindak inovatif baik kalangan usahawan maupun pemerintah,
mahasiswa, guru dan sebagainya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang (thinking new thing).
Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka
pemecahan masalah dan menemukan peluang (doing
new thing). Jadi kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang
baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda tersebut dapat dalam bentuk
hasil seperti barang dan jasa, dan bisa dalam bentuk proses seperti ide, metode
dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan melalui proses berfikir
kreatif dan bertindak inovatif merupakan nilai tambah (value added) dan merupakan keunggulan yang berharga. Nilai tambah
yang berharga adalah sumber peluang bagi wirausaha. Ide kreatif akan muncul
apabila wirausaha “look at old and think
something new or different”.
Untuk mendorong berkembangnya jiwa
kewirausahaan, maka menurut Suyana seseorang haruslah memiliki kompetensi.
Kompetensi tersebut merupakan syarat utama bagi seseorang yang ingin melakukan
proses perjalanan kreativitas berfikir dan inovasi tentang keinginan yang
diharapkannya. Kompetensi adalah seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan,
keterampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta
tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/ kegiatan. Dalam
bukunya yang didukung pula dengan pendapat Geoffrey G. Meredith (Kewirausahaan
: Teori dan Praktek) dan Prof. Dr. Mas’ud Macffoedz, MBA (Kewirausahaan : Suatu
Pendekatan Kontemporer) beliau memberikan pemahaman wirausaha tidak hanya
memerlukan pengetahuan tapi juga keterampilan. Keterampilan-keterampilan
tersebut diantaranya keterampilan manajerial (managerial skill), keterampilan konseptual (conceptual skill) dan keterampilan memahami, mengerti,
berkomunikasi dan berelasi (human skill)
dan keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan (decicion making skill), keterampilan
mengatur dan menggunakan waktu (time
management skill) dan keterampilan teknik lainnya secara spesifik.
ide berwirausaha akan menjadi
peluang apabila wirausaha bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus menerus melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda,
mengamati pintu peluang, menganalisis proses secara mendalam dan
memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha
harus memiliki berbagai kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan untuk
menghasilkan produk atau jasa baru, menghasilkan nilai tambah baru, merintis usaha
baru, melakukan proses atau teknik baru dan mengembangkan organisasi baru. Oleh
karenanya maka seorang wirausaha harus memiliki ciri dalam dirinya, yaitu
percaya diri (self confidence),
berorientasi pada tugas dan hasil, keberanian mengambil resiko, berorientasi
pada masa depan dan orisinil. Ciri-ciri tersebut oleh Suyana dikembangkan
secara lebih detail dan terperinci dengan tujuan menstimulasi berfikir pembaca.
Bahwa keberhasilan seseorang memang didasari atas sikap dan persepsinya sendiri
tentang apa yang dikerjakannya. Jika sikap dan persepsinya positif tentang apa
yang dilakukannya, maka dengan sendirinya motivasi dan kreativitas serta
inovasi akan muncul seiring dengan harapan untuk mencapai tujuan orang
tersebut.
Eksistensi Meteri Kewirausahaan di Perguruan Tinggi : Sasaran Pengembangan
Kompetensi Mahasiswa
Walaupun tidak tertuang secara
eksplisit, namun ketentuan yuridis berkaitan dengan pendidikan nasional kita memprioritaskan
adanya suatu persepsi tentang perlunya setiap lembaga pendidikan memberikan
orientasi proses pendidikannya kepada peserta didik untuk lebih tertanam sikap
kemandirian dan jiwa kewirausahaannya. Secara aktual hal ini pernah juga
dikemukakan pada pertemuan antara Departemen Pendidikan Nasional dengan Lembaga
– lembaga karir yang dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia. Dalam
pertemuan tersebut direkomendasikan bahwa paradigma orientasi proses pendidikan
dan pengajaran di perguruan tinggi haruslah dirubah dari menyediakan input bagi
pelaku usaha, menjadi penciptaan sendiri peluang kerja. Dengan kata lain
lembaga pendidikan haruslah merubah terminologi pemikirannya yang tadinya
berfikir bahwa seorang mahasiswa ketika lulus ia harus mencari kerja, maka
lembaga pendidikan se optimal mungkin memberikan proses pembelajaran efektif
bagi terbukanya kesempatan bagi mahasiswanya untuk menghasilkan produk
keilmuannya dan menerapkannya sendiri dalam aktivitas usaha.
Melihat pergeseran pemikiran
tersebut maka mau tidak mau perguruan tinggi haruslah berupaya menciptakan dan
mendesain pola dan proses kegiatan belajar-mengajar agar menjadi lebih
aplikatif dan menstimulasi keinginan mahasiswa untuk berwirausaha. Salah satu
mata kuliah yang diajarkan dalam konteks ini adalah mata kuliah kewirausahaan.
Dihampir setiap perguruan tinggi, mata kuliah ini memang diajarkan. Namun
proses belajar mengajar dalam mata kuliah ini kecenderungannya tidak memberikan
daya rangsang bagi mahasiswa untuk merubah paradigma berfikirnya. Hal tersebut
disebabkan implementasi kurikulum mata kuliah tersebut cenderung teoritis.
Sehingga pada akhirnya mahasiswa dibawa kepada suatu penafsiran pengetahuan
secara teoritis pula yang pada akhirnya menyebabkan mahasiswa terkungkung pada
problematik teoritis yang tidak menghasilkan solusi pemecahan bagi keinginannya
merintis dan mengembangkan jiwa kewirausahaannya. Pada kenyataannya
berwirausaha tetap menjadi pilihan kedua atau ketiga setelah melamar pekerjaan
kesana kemari tidak diterima. Oleh karena itu maka sebaiknya perguruan tinggi
memikirkan untuk memberikan penekanan yang lebih besar lagi kepada mata kuliah
ini untuk tidak hanya menjadi mata kuliah complementer
(pelengkap) namun seharusnya menjadi mata kuliah unggulan. Yakni bukan cuma
mata kuliah terstruktur saja, melainkan ditingkatkan korelasi substansi
keilmuannya melalui kuliah kerja usaha, magang kewirausahaan, karya alternatif
kewirausahaan dan klinik konsultasi bisnis. Oleh karenanya peran kualitas
kurikulum, kualitas dosen dan praktisi yang mengajar serta kompetensi lainnya
yang berkaitan dengan upaya menunjang kegiatan proses belajar mengajar perlu di
dukung sedemikian rupa.
Penutup
Melalui analisa mengenai pendidikan
kewirausahaan dalam lingkup pendidikan di perguruan tinggi, mudah-mudahan
memberikan pemahaman kepada kita bahwa sikap kemandirian, pengetahuan manajerial,
leadership, motivasi dan berbagai aspek yang berkaitan dengan technical maupun human skill merupakan satu mata rantai yang perlu dikembangkan
menjadi suatu budaya dan paradigma berfikir dalam menyikapi tantangan akan
tujuan hidup yang dicita-citakan. Kemampuan mengeksplorasi sumber daya tidak
akan serta merta terwujud jika tidak dibarengi dengan upaya kreativitas dan
inovasi serta motivasi diri untuk menjadi yang lebih baik. Kesemua hal tersebut
sebenarnya tertuang kedalam materi kewirausahaan-sebuah pengetahuan yang
merupakan lintas disiplin ilmu dengan porsi pendekatan ekonomi dan manajemen
yang dikemas dari berbagai pendekatan oleh berbagai para pakar dan praktisi.
Sekali lagi upaya memahami konsepsi interpreneurship
yang dilakukan banyak orang-termasuk mahasiswa, mudah-mudahan memberikan
keyakinan dan paradigma baru tentang salah satu variabel konsep pertumbuhan
ekonomi nasional.
Sumber dari Telaah Substansi mata kuliah Kewirausahaan mahasiswa BSI